Pesugihan Gunung kawi (Sejarah Gunung Kawi)

Dalam Kronologi sejarah wisata ritual gunung kawi ini di mulai pada tahun 1830 setelah Pangeran diponegoro menyerah pada Belanda. Pada saat itu pengikut pangeran Diponegoro banyak yang melarikan diri dari arah bagian timur pulau jawa yaitu jawa timur, di antara eyang djoego atau kyai zakaria. mereka ke pergi  ke berbagai daerah seperti Pati, begelan, Tuban, Kepanjen, kabupaten Malang.
Pada hari senin pahing tgl satu selo thn1817 M kanjeng eyang Djoego wafat dan jenazahnya di bawa dari dusun djeogo kesemben ke dusun wonosari gunung kawi untuk di makamkan di bukit gumukGajah mungkur di selatan gunung kawi.

Jasadnya sampai di gunung kawi pada hari rabu  wage malam dan di makamkan hari kamis kliwon pagi.
dan pada saat itu juga di adakan selamatan dan sesaji yang di ikuti penduduk setempat tepatnya hari senin pahing bulan selo ( bulan jawa ke sebelas)  kegiatan ini sampai sekarang di kenal dengan nama Barikan.
Antara tahun 1817- 1876 M datang seorang wanita berkebangsaan Belanda yang bernama Scuhuller ( seorang putri residen kediri) untuk berobat ke R.M Imam Soedjono setelah sembuh Scuhuller tidak pulang ke Kediri namun menetap dan memngabdi sampai wafat tahun 1817 M.
R.M Soedjono sendiri wafat pada hari rabu kliwon tahun 1817M dan di makamkan berjajar dengan Mbah Djoego di gumuk Gajah mungkur.

0 komentar:

Posting Komentar